Sabtu, 28 Mei 2011

Pelantikan KAHMI Kota Banda Aceh Dalam Media

KAHMI Harus Dorong Pemberdayaan Masyarakat

MedanBisnis – Banda Aceh. Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mengharapkan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (KAHMI) tidak hanya berlaku sebagai organisasi semata, namun juga dapat mendorong pemberdayaan masyarakat dan memfasilitasi pelatihan bagi generasi muda.
“KAHMI agar dapat mendorong program pemberdayaan masyarakat untuk mempercepat pembangunan yang sedang dilakukan Pemerintah Aceh, termasuk penguatan kapasitas perangkatnya melalui pelatihan manajemen pemerintahan sebagai upaya percepatan pembangunan,” kata Irwandi pada acara pelantikan pengurus KAHMI Kota Banda Aceh periode 2011 - 2016 di Banda Aceh, Rabu (18) malam.

Serba-Serbi Pelantikan KAHMI Kota Banda Aceh

Pelantikan KAHMI Kota Banda yang berlangsung tanggal 18 Mei 2011 menyisakan beberapa sudut lain yang patut kita simak sebagai sebuah kenangan, berikut beberapa foto yang menggambarkan meriahnya acara yang dihelat di Hotel Hermes Palace Banda Aceh serta ikut disaksikan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf :

Presidium KAHMI Kota Banda Aceh yang dilantik oleh Sekretaris Jenderal Pimpinan Kolektif Majelis Nasional KAHMI, Nurmansyah E Tanjung masing-masing Muhammad Saleh, HT Husin Banta, Ampuh Devayan, Ramadhana Lubis, Nurdhani, Nasrullah RCL dan Masthur Yahya dan pengurus lainnya.

Selasa, 17 Mei 2011

KAHMI Wadah Memperkuat Silaturahmi Kecendikiaan

Muhammad Dayyan, S.Ag*


Silaturrahmi Alumni HMI melalui pelantikan Korp Alumni HMI (KAHMI) Kota Banda Aceh adalah momentum yang menggugah kebisuan KAHMI. Momentum ini akan mempertautkan silaturrahim dan menggugah semangat juang yang selama ini terabaikan. Pertemuan alumni dalam event apapun disamping melepas kerinduan juga untuk menyatukan kembali potensi yang terserak untuk meneruskan missi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Misi HMI tanggal 5 Februari 1947 tercermin dalam tujuan pendirian organisasi itu sendiri, yaitu: mempertahankan Negara Republik Indonesia dari penjajahan dan pengkhianatan PKI, mengembangkan syiar dan dakwah Islam, dan menciptakan insan akademis. Tujuan pendirian HMI ini kemudian dikenal sebagai ciri khas HMI, yaitu orientasi pada keislaman, kebangsaan dan keintelektualan.

Sabtu, 14 Mei 2011

Pelantikan Pengurus


Sukseskan Pelantikan Pengurus KAHMI Kota Banda Aceh Periode 2011-2016
Tanggal 18 Mei 2011 di Hotel Hermes Palace - Banda Aceh

Kisruh Pemilukada Aceh; Kepentingan Medioker Politik Lokal


Yus Efendi*

Sikap Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) yang hingga saat ini belum juga mengesahkan Qanun Pilkada Aceh telah menciptakan kisruh politik di Aceh. Tidak adanya kepastian hukum dan politik dengan agenda pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Aceh, hal ini karena Komite Independen Pemilihan (KIP) Aceh, pada awalnya tidak memiliki kerangka hukum dan regulasi, sebagai dasar dalam penyelenggaraan Pilkada di Aceh.
Menurut Ketua Suara Independen Rakyat Aceh (SIRA), Muhammad Taufik Abda, Sikap Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) yang mengulur-ulur penentuan jadwal Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) amat rentan melanggar UUD 1945. Jika DPRA menolak memasukkan substansi calon perseorangan (calon independen) dalam Qanun Pemilukada Aceh yang sedang dibahas oleh Pansus III DPR Aceh maka dapat dianggap telah melanggar Konstitusi RI (UUD 1945) beserta MoU Helsinki point 1.2.6, jelasnya.

Senin, 28 Februari 2011

Bahasa dan Teman Kehidupan

*Zulfikar Lidan

Ketika duduk diberanda sambil menikmati kopi pagi, tiba-tiba diusik oleh suara gaduh tetangga yang marah pada anaknya, mungkin si anak malas bangun pagi, atau tidak mau mandi untuk segera ke sekolah. Kata-kata serapah pun menghambur, mengotori udara, menyesakkan dada, dan menyakitkan telinga.

Di berbagai tempat, kejadian serupa sering terjadi; di sekolah guru sering menghardik muridnya yang kurang berprestasi dengan kata-kata kurang terpuji. Di kantor para manager/atasan sering mengeluarkan kata-kata yang meremeh-rendahkan stafnya karena tidak menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Kamis, 24 Februari 2011

tvOne dan Jurnalisme Kemanusiaan

* Yus Efendi, SP

Hari ini, tanggal 24 Februari 2011, tvOne sebagai salah satu broadcase paling laris di Indonesia akan merayakan HUT-nya ke 3. Perayaan HUT ke 3 tvOne ini ditandai dengan siaran langsung 41 jam tanpa henti dengan seluruh aktivitas langsung tv milik keluarga Bakrie ini. Namun, ada yang mengganjal di benak saya ketika cerita kesuksesan bencana yang digalang tvOne melalui pemirsanya hanya memberitakan kejadian gempa bumi, meletus dan banjir, sedangkan cerita duka Lapindo Barantas yaitu tragedi Banjir lumpur panas Sidoarjo yang juga tanggungjawab keluarga Bakrie tak tersentuh siaran tvOne.


Pemerintah Boikot Media


Sekretaris Kabinet Dipo Alam menyesalkan adanya media massa yang terus menerus mendiskreditkan pemerintah. Menurutnya, media tertentu tersebut berperan membuat kesan Indonesia sebagai negara tidak aman.
Kondisi itu dikhawatirkan berdampak larinya investor. "Coba kita lihat, ada media TV, media koran yang tidak ada habisnya menjelekkan pemerintah," kata Dipo, di Istana Bogor, 21 Februari 2011.
Dipo kemudian mencontohkan ada media yang terus memutar gambar kejadian negatif yang terjadi, secara terus menerus. "Gambarnya diulang-ulang. Untuk memojokkan Pemerintah. Putar gambar berulang-ulang buat apa? Itu malah membuat investor lari," ujarnya.

Minggu, 13 Februari 2011

Independensi Kekuatan Politik HMI

Tanggal 5 Februari 2011 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) genap berusia enam puluh empat tahun, Sebuah perjalanan sejarah yang panjang untuk mencatatkan prestasinya bagi kepentingan bangsa Indonesia. Suatu organisasi kemahasiswaan Islam yang terlahir dari rahim suci ibu pertiwi dengan suatu komitmen ke-islaman, ke-indonesiaan dan ke-intelektualan.

Ditengah kritisisme dan pesimisme banyak kalangan –termasuk para aktivis dan alumninya- akan masa depan HMI, saya secara pribadi masih menyimpan sejumlah optimisme bahwa HMI akan tetap menjadi anak kandungnya umat (rakyat) bangsa Indonesia sepanjang masih memiliki visi, misi dan tujuan yang tak pernah berubah dari cita-cita awal didirikannya HMI.

Sabtu, 12 Februari 2011

Fatwa Ulama Wajib Dipatuhi

WAWANCARA | Muslim Hasan Birga , Fasilitator IMPACT

Ulama adalah bagian dari komponen pembangun ummat. Peran ulama tidak kalah besar dengan peran pemerintah. Apa saja peran yang harus diisi oleh para ulama? Dan bagaimana ulama mempercepat agenda kerjanya? Berikut petikan wawancara jurnalis Gema Muhammad Meflin dan Eriza dengan Muslim Hasan Birga

Bagaimana Anda melihat peta problematika ummat di Aceh?
Ada tiga hal pokok masalah ummat di Aceh hari ini. Pertama urusan pendidikan, kedua ekonomi, dan ketiga kesehatan. Ketiga hal ini mestinya menjadi fokus perhatian dan menjadi sasaran kerja ulama dan lembaga ulama, kalau ingin membangun Aceh masa depan yang berbasis syariat Islam kaffah.

Revitalisasi Gerak HMI

(Kado Buat Musda KAHMI Banda Aceh) 

* Ampuh Devayan


HIMPUNAN Mahasiswa Islam (HMI) sering disebut “hangat mesra intim”. Ini bermakna agar setiap kadernya mampu memperbaiki, menyambung yang terputus, merekat yang terpecah. Mengingat kebaikan pihak lain, dan melupakan kebaikan kita. Berpikir positif tidak menebar ghibah, memperbaiki niat, meneguhkan idea, dan meluruskn cita-cita. Nah, jika ada yang tidak memiliki kemauan semacam ini. Maka marilah  kita jangan mengaku seorang yang cendekia, seorang kader HMI, apalagi mengaku beragama.


UUPA dan Demokrasi Damai

*Masthur Yahya

Perjalanan demokrasi di Aceh pasca lahirnya UUPA (Undang-undang Pemerintahan Aceh) sebagai resolusi konflik antara pemerintah pusat dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) telah mengubah wajah perpolitikan Aceh yang revolusioner, yaitu dengan lahirnya partai lokal dan diakuinya calon independen dalam Pilkada. Kehadiran partai lokal tidak terhindarkan karena akumulasi kegagalan pemerintah pusat dalam membangun komunikasi damai secara politik dengan Aceh. Perdamaian konflik Aceh yang sudah diikrarkan melalui Kesepakatan Damai (MoU Helsinki) secara pragmatis telah menciptakan kehidupan yang lebih aman dari kontak senjata pihak yang bertikai, bila dibandingkan dengan masa konflik, keadaan sekarang jauh lebih kondusif.

Sebuah Harapan untuk Kaum Muda


*Yus Efendi, SP

Berbicara Aceh, kita akan terkesima akan sejarah perjuangan rakyat Aceh dalam berjuang mempertahankan kedaulatannya di masa lampau. Tersirat dalam ingatan kita bagaimana kepahlawanan Sultan Iskandar Muda, Laksamana Malahayati, Teuku Umar, Tjut Nyak Dhien, Tjut Nyak Mutia dan lain-lain, yang semangat patriotismenya mampu mengobarkan semangat berani mati di jalan Allah demi kebenaran dan mempertahankan agama Allah. Kepahlahwanan mereka merupakan sebuah pualam yang wajib menjadi inspirasi bagi segenap penerus negeri ini, sebab gerakan yang ikhlas dan benar-benar tulus berjuang tanpa pamrih ini rasanya akan sulit bagi kita untuk mampu mengulang sejarah fenomenal tersebut.

Cak Nur, Kang Kunto dan Kesalehan Profetik


Seumpama Nurcholish Madjid (Cak Nur) dan Kuntowijoyo (Kang Kunto) masih hidup, apakah mereka berdua akan menanggapi ajakan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi untuk membumikan Rahmatan Lil”alamin. Sebagai negarawan dan budayawan, mereka berdua pasti cepat-tanggap merespon ajakan tersebut..

Sayang, pada tahun yang sama (2005), mereka berdua “hijrah” selamanya dari bumi Indonesia menuju “Serambi Surga”. Padahal, kiprah keduanya masih sangat dibutuhkan untuk menyebarkan pesan-pesan Islam yang cinta damai. Pesan cinta damai terhadap kemajemukan agama dan budaya, sistem sosial dan politik serta toleransi dan kemanusiaan.

Menggugat Pemikiran Cak Nur


*Dirga Maulana

Nurcholish Madjid yang kerap disapa Cak Nur merupakan satu diantara ikon pemikir muslim menonjol di tanah air. Pada tahun 1970-an, Cak Nur banyak mengeluarkan gagasan terkait dengan pembaharuan pemikiran Islam, dengan nalar obsesifnya. Melalui diskursus terkait dengan sekularisasi, Cak Nur melejit bagaikan roket di kalangan umat Islam Indonesia. Sebagian orang lantas menahbiskan sosoknya sebagai pembaharu sekaligus tokoh reformis Muslim dengan mencetuskan gagasan pembaharuan yang dia racik sebagai ide sekularisasi. Olahan pemikiran yang diklaim sebagai sekularisasi itu, dirumuskan Cak Nur sebagai upaya menduniawikan nilai-nilai yang sudah semestinya bersifat duniawi dan melepaskan Umat Islam dari kecenderungan untuk mengukhrawikannya. 

Islam Sebagai Agama Hibrida

*Nurcholish Madjid


Yang murni Arab tidak ada. Di dalam Alquran banyak sekali bahasa-bahasa lain. Menurut seorang ulama Arab yang hidup 1100 lalu, dalam bukunya Al-Mu’arrab, banyak sekali istilah-istilah yang sangat sentral dalam Islam yang berasal dari bahasa lain. Misalnya shirath; al-shirath al-mustaqim, jalan yang lurus. Shirath ternyata dari Bahasa Latin “strada”. Juga al-qisth (keadilan). Qisth ternyata berasal dari bahasa Yunani, yang setelah diadopsi ke dalam bahasa Inggris menjadi just, sebab perubahan dari Q ke G atau J itu biasa. Maka qisth itu adalah just dalam Bahasa Inggris. Qisthash itu adalah justice. Jadi jangan dikira bahwa bahasa Arab dalam Alquran itu semuanya Arab murni.

Saya baru saja datang dari Los Angeles dan Berkeley untuk ikut serta dalam kegiatan yang menyangkut Indonesia di kedua Universitas, UC Berkeley dan UCLA. Ada perasaan campur-aduk dari sudut pandang orang luar terhadap keberagamaan bangsa Indonesia. Di satu pihak ada harapan-harapan, di lain pihak ada kecemasan-kecemasan. Sekarang persoalannya adalah mewujudkan dan memperbesar harapan itu dan mengurangi kecemasan, dan kalau bisa menghilangkannya sama sekali.

Refleksi tentang Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI)

Nurcholish Madjid

Pengantar:
Artikel berikut ditulis oleh Cendekiawan Muslim Almarhum Profesor DR Nurcholish Madjid atau Cak Nur, dan disampaikan pada Musyawarah Nasional IV KAHMI di Surabaya 14 Juli 2000. Sebagai bahan perenungan. 

Khusus untuk alumni dan kader HMI, semoga arsip tulisan ini akan mampu menggugah kesadaran mengenai arti Keislaman dan Keindonesiaan yang tak terpisahkan itu.

Sekalipun ditujukan untuk kalangan intern alumni HMI, namun siapapun pembaca blog ini dari kalangan muslim yang pernah mengecap bangku perguruan tinggi patut menyelami pikiran-pikiran bernas dan cerdas ini. Selamat membaca.


Kohati Gelar Try Out Pra Ujian Nasional



Kohati FMIPA Unsyiah bekerjasama dengan Kohati HMI Cabang Jantho menggelar Try Out Pra Ujian Nasional SLTP dan SLTA di Kabupaten Aceh Besar pada 22 Januari – 22 Februari 2011. Kegiatan ini bertema : “Pendidikan adalah tanggungjawab kita semua” dan dimaksudkan untuk memberikan wawasan kepada adik-adik SLTP dan SLTA di sekolah-sekolah wilayah Kabupaten Aceh Besar dalam mempersiapkan diri menghadapi Ujian Nasional SLTP dan SLTA Tahun 2011 ini.

Menurut Nurul Fajriah, Ketua panitia kegiatan Try Out ini, kegiatan ini diikuti oleh 4240 siswa SLTP dan SLTA (23 Kecamatan se Aceh Besar). “Panitia pelaksana kegiatan Try Out Pra Ujian Nasional SLTP dan SLTA saat ini membutuhkan banyak volunter untuk membantu suksesnya kegiatan Try Out ini”, ujar Nurul. Nurul menambahkan, volunter diharapkan dari kawan-kawan HMI dalam wilayah HMI Cabang Banda Aceh dan HMI Cabang Jantho untuk memudahkan konsolidasi. “Volunter ini saat membantu, mengingat 23 Kecamatan di Kabupaten Aceh Besar yang menjadi pusat kegiatan”, ucapnya. (admin)

Meluruskan Tanggal Kelahiran HMI

 
Didirikan oleh Lafran Pane, HMI (Himpunan Hahasiswa Islam) kini telah menjadi organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia . Pendirinya ini bukanlah seorang ulama, politikus atau seorang jutawan. Ia hanya anak seorang pejuang miskin dari Sipirok Sumatera Utara. Seorang pemuda sederhana yang sadar perubahan, dan talenta insan kamilnya terbangun dari hasil perenungan yang dalam terhadap kondisi keummatan dan keislaman.

Konversi kejiwaan Lafran Pane yang radikal terjadi ketika ia tidak puas dengan kehidupan sekuler dan kejumudan intelektual yang melanda mahasiswa dan bangsa Indonesia . Kegalauan batin mendorongnya untuk terus mencari hakikat hidup dan kembali ke keyakinan keislaman yang paling mendasar. Jawaban dari penderitaan, perjuangan dan tafakkur anak muda ini berujung kepada berdirinya HMI.

64 Tahun, HMI Mau Kemana…??

*Yus Efendi, SP

Hari ini, bertepatan dengan tanggal 5 Februari 2011, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merayakan Milad atau hari jadinya yang ke 64 tahun. HMI adalah organisasi mahasiswa tertua di Indonesia yang didirikan Prof. Lafran Pane dkk pada tanggal 05 Februari 1947 di Yogyakarta. Sejarah lahirnya HMI adalah sejarah pergumulan umat dan bangsa di bumi nusantara. Tepatnya, sejarah pergumulan kaum intelegensia muda Islam-Indonesia dalam interaksinya dengan umat dan bangsa di bumi nusantara. Makna kelahiran dan keberadaan HMI merupakan bagian integral dari semangat Islam masuk ke bumi nusantara dan semangat perjuangan kaum intelegensia muslim sebagai ‘blok historis’ yang menginisiasi kelahiran Negara Republik Indonesia pada awal abad ke-20.

Dalam lembaran sejarah lahirnya HMI di Indonesia, ada empat permasalahan bangsa yang membuat gelisah Lafran Pane dkk, sehingga kemudian menelurkan HMI sebagai alternatif gerakan perjuangan mahasiswa dalam perjuangan politiknya. Pertama, situasi dunia internasional yang tengah mengalami kemunduran pemikiran pembaharuan keislaman, sehingga dibutuhkan sebuah gerakan reformasi untuk mengembalikan pemikiran islam yang berpedoman pada Al-qur’an dan Hadist. Kedua, Situasi NKRI yang labil akibat agresi Belanda dan dibutuhkan sebuah gerakan untuk membungkam rezim kolonial yang mengancam keutuhan NKRI saat itu. Ketiga,kondisi umat islam yang masih terbelah dalam beberapa golongan dan mereka berusaha supaya agama Islam itu benar-benar dapat dipraktekkan dalam masyarakat Indonesia.. Keempat, kondisi perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan kala itu masih menganut paham sekuler yang berkiblat ke dunia barat dan seolah menenggelamkan paham islam yang menjadi anutan sebagian besar rakyat Indonesia, paham sekuler ini kemudian menimbulkan ketidakseimbangan mahasiswa dalam tidak adanya keselarasan antara akal dan kalbu, jasmani dan rohani, serta pemenuhan antara kebutuhan dunia dan akhirat.

Menunaikan Amanah Kepemimpinan Di Jalan Dakwah

MARLAINI HASBI*

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu sekalian untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu dan sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (An-Nisa’ : 58).

Ayat ini meskipun menggunakan redaksi yang umum “kepada kamu sekalian”, namun secara lebih khusus pembicaraan ayat ini ditujukan kepada para pemimpin dan penguasa seperti yang dipahami oleh Muhammad bin Ka’ab dan Zaid bin Aslam yang dinukil oleh Ibnu Katsir. Pemahaman seperti ini sangat tepat, karena merekalah yang memiliki amanah yang besar untuk ditunaikan sehingga mereka diminta untuk menjaga amanah dan pemerintahan tersebut dengan benar dan adil. Jika amanah dan keadilan disia-siakan, maka umat manusia akan binasa dan negeri ini akan hancur.

Seorang pemimpin adalah pribadi yang sangat menentukan bagi suatu umat atau bangsa. Menentukan karena dengannya sebuah Negara bisa maju atau mundur. Bila seorang pemimpin tampil lebih memihak kepada kepentingan dirinya, tidak bisa tidak rakyat pasti terlantar. Sebaliknya bila seorang pemimpin lebih berpihak kepada rakyatnya, maka keadilan pasti ia tegakkan. Keadilan adalah titik keseimbangan yang menentukan tegak tidaknya alam semesta ini. Allah swt menegakkan langit dengan keseimbangan. Pun juga segala yang ada di bumi Allah swt berikan dengan penuh keseimbangan. Padanan keseimbangan adalah keadilan, lawan katanya adalah kedzaliman.


Kehidupan Mewah Istana dan Gaji Melimpah Presiden

Istana Negara berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan negara, diantaranya menjadi tempat penyelenggaraan acara – acara yang bersifat kenegaraan, seperti pelantikan pejabat – pejabat tinggi negara, pembukaan musyawarah, dan rapat kerja nasional, pembukaan kongres bersifat nasional dan internasioal, dan tempat jamuan kenegaraan. Sejak masa pemerintahan Belanda dan Jepang sampai masa pemerintahan Republik Indonesia, sudah lebih kurang 20 kepala pemerintahan dan kepala negara yang menggunakan Istana Negara sebagai kediaman resmi dan pusat kegiatan pemerintahan Negara. Istana Negara ternyata menyimpan cerita unik dan menarik. Paling tidak, karena masyarakat umum atau warga biasa tidak pernah tahu apa yang terjadi di dalamnya. Bahkan, mereka yang pernah menjejakkan kakinya di tangga Istana tetap tidak pernah tahu kedalaman atau kerahasiaan istana itu sendiri.

Jumat, 11 Februari 2011

Susunan Pengurus Harian Pimpinan Kolektif Majelis Nasional KAHMI Periode 2009-2012

Susunan Lengkap Pengurus Harian Pimpinan Kolektif Majelis Nasional KAHMI Periode 2009-2012, sebagai berikut:

PIMPINAN KOLEKTIF
Dr. Abidinsyah Siregar, DHSM, M.Kes
Drs. Anas Urbaningrum, MA
Viva Yoga Mauladi, MSi
DR. Harry Azhar Azis, MA
Ir. Mubyl Handailing
Tamsil Linrung

Kader KAHMI Jangan Korupsi


MedanBisnis – Banda Aceh. Presidium Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Indonesia (KAHMI) pusat, Manimbang Kahariadym, meminta kader KAHMI yang duduk di jabatan public, baik di pemerintah maupun di lembaga legislatif untuk tidak melakukan KKN atau korupsi.

“Kader-kader KAHMI yang ada di Aceh untuk tidak melakukan korupsi, sebab sangat bertentangan dengan misi besar KAHMI untuk menciptakan masyarakat adil dan makmur,” katanya usai membuka Musda KAHMI Banda Aceh ke-2, Sabtu (15/1) di Banda Aceh.

Kamis, 10 Februari 2011

ALBUM KENANGAN MUSDA KAHMI BANDA ACEH



Presidium KAHMI Banda Aceh Terpilih

BANDA ACEH - Tujuh orang Presidium Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kota Banda Aceh periode 2011-2014 terpilih dalam musyawarah daerah (Musda) ke-2 yang digelar di Hotel Regina, Banda Aceh, Sabtu (15/1). Dalam pemilihan itu muncul 12 kandidat calon yang bersaing untuk memperebutkan ratusan suara dari alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Dalam pemilihan tersebut, pimpinan sidang diketuai Masthur Yahya, Sekretaris Aspian Ibrahim dan Anggota Syarifuddin Abee. Acara tersebut turut dihadiri anggota DPR RI, Sayed Fuad Zakaria dan Ketua Umum Forum Komunikasi Pekerja Sosial Masyarakat (FKPSM) Kementerian Sosial RI, Fadlullah TM serta alumni HMI lainnya.

Salam Redaksi

Kelahiran merupakan sebuah anugrah besar bagi sebuah kehidupan, kelahiran blog ini juga menjadi alasan bahwa saat ini kebutuhan media informasi sangat erat kaitannya dengan berkembangnya sebuah tatanan kehidupan masyarakat.

Kelahiran blog ini merupakan sebuah sinergi dengan kehadiran KAHMI Kota Banda Aceh yang baru saja melaksanakan Musda Ke 2 pada Januari 2011 lalu, KAHMI merupakan sebuah wadah bagi alumni HMI untuk menyalurkan kreativitas, silaturahmi dan berbagai alasan logis lain yang bermuara pada bentuk pengabdian keumatan pasca keanggotaan HMI berakhir.

Kehadiran blog ini menjadi media bagi segenap alumni HMI di Aceh pada umum dan Kota Banda Aceh khususnya untuk menyalurkan kehausan apreasi dan kreativitas menulis serta sebagai media informasi kegiatan KAHMI Banda Aceh. (Admin)